Kehampaan yang amat mendalam merasuki hatiku setelah aku dan
semua sahabatku terpisah setelah
hari kelulusan sekolah dasar. Kami sudah tidak satu sekolah lagi dan kami pun
sudah tak saling berkomunikasi antara satu dengan yang lain.
Aku memulai hari baru dengan orang-orang yang berbeda
disekolah menengah pertama. Pada awalnya aku merasakan terasingi dan sempat
terlintas fikiran negative dengan lingkungan sekitar,Tetapi ternyata dugaanku
salah besar. Mereka begitu ramah dan lingkungan itu begitu nyaman.
Aku pun mendapatkan banyak teman baru, tetapi masih saja
tidak ada yang bisa menggantikan mereka dariku. Rasa kehilangan orang-orang
yang aku sayangi membuat jiwaku begitu kering dan mengantarkan aku kepada
keadaan luka, Bagimana tidak luka, jika dalam waktu bersamaan, aku kehilangan
orang-orang yang kusayangi dan yang paling berat, aku kehilangan impian yang
harus kuganti dengan hujatan-hujatan yang kuterima silih berganti.
Allah ternyata memberikan yang terbaik untukku, Ia
mengirimkan beberapa orang teman yang mungkin bisa menggantikan ketiadaanya
mereka. Suatu ketika ada seorang teman baruku yaitu Eva menghampiri, dalam
benak aku berkata subhanallah, benar-benar akhwat sejati (InsyaAllah) teman
baruku yang satu ini. Sembaring melihat kearahnya dan kami bercengkrama dengan
begitu akrabnya.
Beberapa hari setelah itu, dia menawarkan ku untuk bergabung
dengan ekskul nya ,yaitu Rohis. Pada mulanya aku tidak terfikirkan tentang
Rohis tetapi setelah mendengarkan cerita dari nya tentang Rohis, ternyata
ceritanya membuatku terpikat dan beberapa bulan setelah itu,Tepatnya di
semester genap. Aku yang saat itu memang sangat membutuhkan siraman rohani
untuk jiwaku yang begitu kering. Setelah keadaan yang mengantarkanku kepada
luka. Bagimana tidak luka, jika dalam waktu bersamaan, aku kehilangan
orang-orang yang kusayangi dan yang paling berat, aku kehilangan impian yang
harus kuganti dengan hujatan-hujatan yang kuterima silih berganti.
Seiring berjalannya waktu, aku pun akhirnya bergabung dengan
ROHIS. Aku mulai tertarik dan terpesona dengan dunia Rohis, dunia yang kupilih
ini benar-benar indah. Membuat aku lupa seperti bentuk lukaku. Sebab ada
pemahaman hidup baru yang kutemukan. Bahwa hidup memang untuk di uji walaupun
sebelumnnya aku bergabung dengan Rohis hanya untuk tempat pelarianku saja,
Tetapi setelah Aku jalani semuanya ternyata hari-hari aku penuh dengan warna,
Rohislah saat itu menjadi satu-satunya tempat pelariaanku.
Yang ternyata bukanlah pilihan yang salah. Aku tak hanya menemukan satu sahabat
disini, tetapi banyak lagi sahabat yang kutemukan. Tentunya dengan sikap yang
tak kalah hangat menyambut kedatanganku membuat hatiku benar-benar menjadi jauh
lebih baik. Dan semakin baik lagi setelah aku dikenalkan dengan mentoring.
Rohis tak sekedar duduk dalam lingkaran yang dinamai mentoring. Tetapi rohis memiliki banyak
kegiatan tentunya dengan tujuan yang tak lepas dari membina generasi muda
menjadi generasi Rabbani, dengan keislaman yang kaffah lewat agenda seminar,
workshop, talkshow, training, mabit, tasqif, dan lain-lain. Jangan salah,
setiap kegiatan yang diadakan Rohis bukanlah kegiatan yang menjenuhkan apalagi
menoton. Tapi selalu ada saja yang menarik dari kegiatan Rohis. Kerana
ada game, doorprize, nasyid, plus muhasabah yang membuat aku betah duduk
berjam-jam lamanya.
Pertemuan sekali seminggu dalam duduk melingkar yang
diaminkan ribuan malaikat. Sebab kami sedang belajar hidup lebih baik dari
al-qur’an dan hadits. Entah seperti apa harus kugambarkan indahnya pertemuan
dalam mentoring. Ibarat cas Hp yang membuat battry jiwaku semakin full. Dengan
tilawah bersama, saling bertanya kabar, bercerita sirah, berdiskusi keislaman,
temu kreasi. Rihlah. Dan aku bebas bercerita apa saja termasuk tentang
masalah-masalahku yang ditanggapi begitu bijaksana oleh Kakak pementorku. Yang
membuat aku paham,bahwa aku tak pernah berdiri sendiri.
Aku masih memiliki banyak saudara meski tidak disatukan
dalam ikatan darah, tapi disatukan dalam ikatan ukuwah yang saling mencintai
hanya karena Allah. Dan pastinya Aku selalu memiliki Allah yang pernah aku
lupakan disetiap masalahku tetapi Ia selalu ada utukku disetiap saat. Dalam
benak aku berkata, Ah, andai saja setiap hari adalah hari mentoring pasti akan
menjadi hari yang menyenangkan sekali.
Pada saat tahun ajaran baru, semua pengurus Rohis diatur
ulang kembali dengan cara mencalonkan dan memilih calon-calon pengurus yang
telah mencalonkan. Suatu ketika diriku dicalonkan sebagai pengurus Rohis oleh
beberapa orang temanku,yaitu Vina , Riska dan Duwi , dan terjadilah perdebatan
antara aku dan mereka.
“ Tsabitha saja yang
menjadi pengurus rohis kali ini , dia kan sudah memenuhi syarat untuk menjadi seorang
pengurus yang berkualitas !” Ucap mereka dengan lantang,
“ Apa ??” Seketika aku pun terkejut dan dengan tidak
sengaja aku mengeluarkan suara ku yang nyaris membuat mereka begitu terkejut,
“ Astagfirullah, kamu ini kenapa tsa??? Membuat kami
terkejut saja!! Mudah saja juga tsa jadi pengurus. Memang apa susah nya sih
menurutmu?? Cuma hanya dengan kamu menjadi pengurus saja kok sampai terkejut
begitu !” Cetus mereka dengan kompak dan dengan menggunakan nada sinis dan sok tahu,
“ Mengapa tidak kalian saja yang menjadi pengurus,jika
kalian berpendapat seperti itu?? Mengapa kalian malah menunjukku sebagai
pengurus?? Jadi pengurus itu tidak semudah yang kalian katakan !” Jawab aku
dengan nada yang menyebalkan.
Dan akhirnya
terdengar sebuah suara yang membela perkataan aku,
“Sudah-sudah
kalian hentikan perdebatan ini !!!” Seru Syaffa dengan suasana menegang.
“ Ya benar tuh
semua perkataan-perkataan Tsabitha. Vina, Riska dan Duwi dengar yah ! menjadi seorang pengurus itu tidak
semudah yang kalian katakan, menjadi seorang pengurus itu adalah suatu hal yang
bersifat urgen ( Berat ) lagipula mempunyai tanggung jawab yang begitu besar. Jadi tidak boleh memaksakan kehendak atau
tidak sesuai keinginannya ” Jelas Iza dengan tegas.
“ Tetapi apakah
jawaban mu yang barusan itu menandakan kamu tidak mau menjadi pengurus ??? ”
Tanya Eva kepadaku.
“ Ya sebenarnya
sih jika boleh jujur aku sih mau saja ” Jawabku dengan ringan.
“ Kemudian apa
yang membuat kalian bedebat seperti barusan ??” Tanya Eva kepada ku dengan
terheran-heran.
“ Ya aku sebel
saja, diprinsip aku tuh aku tidak suka jika ada yang mencalonkanku tanpa
sepengetahuan dan kehendak aku!!! Jika aku sendiri memang benar-benar serius
mau melakukan hal tersebut nanti juga aku mencalonkan diriku sendiri !!”
Jawabku dengan tegas.
“ Ya sudah, kamu
calonkan saja dirimu sendiri !” Jelas Eva.
“ Tetapi aku
belum terbiasa menjadi pengurus, Aku takut jika aku gagal dalam menjalankan
amanah seagai pengurus Rohis ? Terus aku harus bagaimana??” Tanya Tsabitha
kepada Eva.
“ Ya memangnya
harus seorang yang sudah terbiasa gitu tsa?? Ya tidaklah. Kenapa harus takut
gagal tsa ?? tidak usah takut gagal kali tsa, namanya juga manusia yang
terpenting sih kita sudah berusaha melaksanakannya dengan baik,nah jika gagal
atau tidaknya itu sih urusan belakangan. Dengan berbekal
Keyakinan. Kudapatkan dari surat An-Nur: 40 yang artinya (Wahai orang-orang
yang beriman!Jika kamu menolong (Agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu), Jadi gitu deh tsa. Jadi kalau sekarang terserah kamu
nya saja ,Ku harap sih kamu dapat mengambil keputusan yang terbaik J “ Jelas Eva dengan tegas.
“ Hmmm ,, Iya tidak juga sih,hehehe. Oh
dengan keyakinan ya va ??? Okedeh aku
mau mencalonkan diriku sebagai calon pengurus Rohis, Terimakasih ya va ,,, “Tanggap Tsabitha dengan saksama.
Aku begitu terpesona dengan cara eva mengungkapkan
nasihatnnya kepada ku, dia adalah sahabat yang paling tepat dan bisa membuat
seseoorang menjadi lebih baik atas ridho dan kehendak ALLAH SWT.
Setelah itu Aku pun belajar memantapkan hati untuk berjalan
bersama Rohis. Dan ternyata yang aku khawatirkan tak pernah terjadi. Aku
menjadi sang pengurus Rohis dan hari-hari ku jauh lebih berwarna dibanding
dengan setelah aku bergabung dengan rohis.
Setelah itu eva menjadi sahabat yang paling ku percayai,
Suatu ketika ada orang yang ingin memutuskan tali persahaatan kami dengan cara
meminta tolong kepada orang lain untuk memfitnah kami,tetapi cara itu tidak
dapat memutuskan tali persahabatan kami,Karena kami saling percaya satu sama
lain,Ketika kami bertengkar selalu saja ada yang membuat kami kembali saling
memaafkan.
Ketika dimulainya tahun ajaran baru, semua anggota dan
pengurus Rohis dengan begitu kompaknya kami mempersiapkan acara pementasan
perdana khusus untuk siswa dan siswi baru di sekolah kami. Semuanya terjadi dan
berlangsung begitu indah hingga saatnya kami dipisahkan kembali dengan waktu,
Sungguh amatlah menyedihkan bagiku. Canda,tawa,Sedih,tangis dan lain-lainnya ku
rasakan disekolah ini. Tetapi ku tahu dibelakang semua peristiwa ini pasti ada
hikmahnya
Disekolah baru ku yaitu di sekolah menengah atas, aku
mendapatkan begitu banyak teman walaupun masih tersisa kesedihan setelah ku
dipisahkan dari semua teman-teman dan sahabat ku. Dan aku pun bergabung kembali
dengan ekskul Rohis.Ternyata orang-orangnnya begitu ramah padaku.
dunia yang kupilih ini benar-benar indah. Membuat aku lupa
seperti bentuk lukaku. Sebab ada pemahaman hidup baru yang kutemukan. Bahwa
hidup memang untuk di uji.